Pada Bahasa Indonesia terdapat penalaran yang terkandung
dalam suatu paragraph. Penalaran tersebut membantu membedakan, membagi dan
mengelompokan identitas sifat paragraph tersebut. Penalaran yang ada pada
sebuah paragraph terbagi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Dalam hal ini dikhususkan pembahasan mengenai penalaran deduktif.
Penalaran sendiri adalah suatu proses pemikiran manusia
untuk menghubung-hubungkan data, fakta ataupun asumsi yang didapat kemudian
dikumpulkan sehingga sampai pada suatu simpulan. Sedangkan penalaran deduktif
adalah Penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat
dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum ke pernyataan yang lebih
khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola
berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan
sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai
premis yang kemudian dibedakan menjadi premsi mayor dan premis minor.
Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut. Premis itu sendiri yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.
Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
A. Penarikan
secara langsung ditarik dari satu premis.
B. Penarikan
tidak langsung ditarik dari dua premis.
Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan
premis kedua adalah yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik
kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
a. Silogisme
Kategorial;
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
b. Silogisme
Hipotesis;
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya
membenarkan anteseden (awal), simpulannya membenarkan konsekuen (akhir). Bila
minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
c. Silogisme
Akternatif;
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya maka simpulannya akan menolak alternatif
yang lain.
d. Entimen.
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh umum :
Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahankan
hidupnya (Premis mayor)
Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahankan hidupnya
(Kesimpulan)
Dengan demikian maka ketepatan penarikan
kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran
premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Apabila salah satu dari
ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan
yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara
deduktif.
Sumber:
1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
2.
http://www.enjang-ruhiat.web.ugm.ac.id/?p=8.
3.
http://dwimisaky.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated.
0 comments:
Post a Comment